Apa-apapun nak cerita pasal sirah baginda... rasanya mesti banyak post dalam blog-blog lain dah bagi penerangan, malahan dalam-dalam lagi. Kehebatan baginda, ukhrawi dan duniawi, sama juga. Pasti banyak, bukan setakat blog saja, ceramah la, iklan la... macam-macam lagi la.
OK. Aku cuma nak kongsi syair yang ada dalam album Gemersik Sufi: Marhaban Ya Rasul oleh Allahyarham Asri Ibrahim. Masih di pasaran, RM 19.90 (CD). Download? Minta maaf banyak-banyak ya. Hak cipta terpelihara.
***
Track 4
Narration 1 [Saat menantinya...]
dinihari di Madinah al-Munawwarah dipersaksikan Saidina Abu bakar, ibnu umar, disaksikan Abu Hurairah, Anas kulihat para sahabat berkumpul di masjidmu, angin Sahara membekukan kulitku, gigiku gemertak kakiku bergoyang hatiku tak keruan tiba-tiba pintu hujrahmu terbuka engkau datang ya Rasul Allah kupandang dikau kudengar salam bersahut-sahutan kau tersenyum ya Rasulullah wajahmu bersinar angin Sahara berubah menjadi hangat cahayamu menyelusup seluruh sendi dan darahku |
***
Track 7
Narration 2 [Tika di sisinya...]
dinihari Madinah berubah menjadi siang yang cerah kudengar engkau berkata adakah air pada kalian? kulihat pantas gharibahku para sahabat memperlihatkan kantung kosong tidak ada setitispun air ya Rasulullah kusesali diriku mengapa tak kucari air sebelum tiba di masjidmu? alangkah bahagianya jika kubasahi wajah dan tanganmu dengan percikan air dari gharibahku kudengar suaramu lirih bawakan wadah yang basah inginku meloncat mempersembahkan gharibahku tapi ratusan sahabat berdesakan mendekatimu kauambil gharibah kosong kaucelupkan jari-jemari subhanallah! kulihat air mengalir dari sela-sela jemarimu kami merapati berebut berwuduk dari pancuran sucimu kulihat Ibnu Mashud mereguk sepuas-puasnya betapa sejuk air itu ya Rasulullah betapa harum air itu ya Nabiullah betapa lazat air itu ya Habibullah |
***
Track 10
Narration 3 [Redupan kasihnya...]
alangkah bahagianya solat di belakangmu ayat-ayat suci mengalir dari suara baidurimu melimpah syahdu mendamaikan sanubari adakalanya menusuk sendur kecewa sesudah solat kau pandangi kami dengan redupan kasih masih dengan senyuman sejuk menawan kalbu cahaya diwajahmu ya Rasulullah tak mungkin kulupakan ingin kubenamkan setitis diriku dalam samudera dirimu mahu kujatuhkan sebutir debuku dalam Saharamu yang tak terjangkau |
***
Track 13
Narration 4 [Bila dia bersabda]
ya Rasulullah ya Habibullah kudengar kauberkata lirih penuh persoalan siapakah makhluk yang imannya paling mempersona? malaikat, ya Rasulullah? bagaimana malaikat tidak beriman bukankan mereka berada di samping Allah? para nabi, ya Nabiullah? bagaimana pula para nabi tidak beriman bukankah kepada mereka ternuzulnya wahyu tuhan? kami, para sahabatmu? bagaimana kalian mungkin tidak beriman bukankah aku di tengah-tengah kalian? telah kalian saksikan kehadiranku bersama pedoman yang nyata kalau begitu, siapakah mereka wahai kekasih Allah? |
***
Track 16
Narration 5 [Dia terpesona]
langit Madinah bening bumi Madinah hening kami termanggu siapakah gerangan yang imannya sungguh mempesona? kutahan nafasku kuhentikan detak jantungku kudengar sabdamu yang paling menakjubkan imannya mereka yang datang sesudahku beriman kepadaku padahal tidak pernah melihat dan bertemu denganku yang paling mempesona imannya mereka yang tiba setelah aku tiada itulah ikhwanku yang membenarkanku mempercayaiku tanpa pernah berjumpa bukankah kami ini saudaramu juga ya Rasulullah? kalian sahabat-sahabatku saudaraku adalah mereka yang tidak pernah sekali berhadapan denganku mereka beriman kepada yang ghaib mendirikan solat menginfakkan sebahagian rezeki yang dikurniakan tuhan |
***
Track 19
Narration 6 [Dia kerinduan]
kami terpaku langit Madinah bening bumi Madinah hening kudengar lagi engkau berkata alangkah bahagianya aku mampu menemui mereka rindunya aku pada mereka ya, rindunya aku kepada mereka wahai Abu Bakar tidakkah kamu juga merindukan mereka sedangkan mereka sangat merindui diri kamu kerana kamu sahabatku merekalah ikhwanku saudara-saudaraku berbahagialah orang yang bertemu denganku dan beriman denganku berbahagialah berbahagialah berbahagialah orang yang tidak bertemuku tetapi beriman denganku ummati ummati ummati suaramu parau butir-butir air matamu bergenang engkau menangis ya Rasulullah engkau rindukan umatmu ya Nabiullah |
***
Track 21
Narration [Malunya padamu ya Rasulullah]
ya Allah air mata ini tak mampu untuk kutampung lagi di sini terhenti kata sabda kekasih-Mu berdosanya aku kepada insan pilihan-Mu bernama Muhammad itu akulah umatnya yang tidak tahu mengenang budi membalasi jasanya apatah lagi berkorban demi dia dia mendambakan pertemuan dengan kami umatnya tapi kami oh malunya padamu ya Sufiullah ya Rasulullah malunya marfum hadis berangkai Imam Muslim, Imam Ahmad, Abu Ya'la |
Dipetik dari album Allahyarham Asri Ibrahim, Gemersik Sufi: Marhaban Ya Rasul.
Sekian untuk post ni. Sama-sama hayati maksud sajak yang aku kongsi ni. Sebelum tu, sekadar tazkirah mini untuk diriku sendiri dan para pembaca, marilah sama-sama kita mengingati baginda dalam sanubari, tanpa mengira dimensi masa. Bukan 12 Rabulawal saja. Dan jangan lupa, bila ada kesempatan, mari amalkan sunnah-sunnah baginda.
0 respons:
Post a Comment